Kemumu di dalam semak
Jatuh melayang itu selaranya
Meski ilmu setinggi tegak
Tidak sembahyang apa gunanya
Daftar Pantun
- Pantun adat (4)
- Pantun agama (6)
- Pantun cinta (7)
- Pantun jenaka (11)
- Pantun lain (12)
- Pantun nasehat (12)
- Pantun nasional (3)
Archives
-
▼
2008
(40)
-
▼
Desember
(40)
- Budi baik
- Murid baru belajar
- Hutang budi
- Tak punya pacar
- Jangan bersedih
- Ilmu tanpa akhlak
- Wajah cemberut
- Bertemu kembali
- Rajin dan tekun
- Langit
- Biji di luar
- Nyawa dan badan
- Ilmu
- Satu menjadi dua
- Bertentang mata
- Kekayaan mengalahkan akhlak
- Mati sebelum tobat
- Sombong dan takabur
- Rumpun pusaka
- Kitabullah
- Copet sholat
- Tuli dan buta
- Jika bisa
- Cinta sakit
- Maaf lahir batin
- Pandang dan pinang
- Nyatakan cinta
- Tulisan
- Sabang Merauke
- Tolong menolong
- Jika anda wanita
- Sayang dan cinta
- Sholat Subuh
- Ketuhanan
- Adat pusaka
- Adat pinang
- Islam
- Perjaka
- Tobat
- Kebenaran
-
▼
Desember
(40)
Teman Pengikut
Info Blog
About Me
Pantun Dalam Blog
Pantun adalah seni. Pantun adalah sastra. Pantun adalah puisi.
Pantun adalah salah satu jenis puisi lama dari kasusastraan Melayu lama. Dalam hal ini, pantun terikat beberapa aturan. Yang pertama, pantun terdiri dari 4 baris, dan dari 4 baris tersebut terbagi menjadi 2 bagian, yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah 2 baris awal pada pantun yang berfungsi sebagai pengantar rima. Sedangkan isi adalah 2 baris terakhir yang merupakan inti makna dari pantun tersebut. Dalam beberapa pantun, sampiran dan isi saling berkaitan secara makna. Namun, dalam beberapa pantun lain, sampiran dan isi tidak berikatan secara makna.
Syarat kedua, pantun terikat rima dan memiliki sajak a-b-a-b. Tidak boleh menggunakan sajak a-a-a-a, a-b-b-a, a-a-b-b, dll. Apabila menggunakannya, pantun tersebut sudah bukan pantun lagi. Hanya menjadi puisi biasa.
Yang ketiga, pantun terdiri dari 4-6 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan yang ketiga ini sudah sering dilanggar. Maka dari itu, aturan yang ketiga ini sering dihilangkan.
Pantun dapat digolongkan berdasarkan isi dari pantun tersebut. Misalnya, pantun cinta, pantun agama, pantun nasehat, dll.
Pada awalnya, pantun merupakan jenis sastra lisan. Namun saat ini, sudah banyak pantun yang berupa sastra tulis.
Pantun telah dikenal luas di berbagai daerah di Indonesia dengan sebutan yang berbeda-beda, misalnya Parikan (Jawa), Umpasa (Batak), Paparikan (Sunda), dan Londe (Toraja).
Pantun digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Baik formal maupun informal. Formal misalnya, dalam pernikahan. Pernikahan yang menggunakan pantun dalam tata cara pernikahannya adalah pernikahan adat betawi, yaitu ketika acara buka palang pintu yang diikuti dengan pencak silat.
Informal misalnya dalam perbincangan sehari-hari. Perbincangan yang dibumbui dengan pantun akan semakin menarik dan tidak membosankan.
Contoh pantun dapat dilihat di bawah ini.
Ilmu tanpa akhlak
Sabtu, Desember 27, 2008Diposting oleh 1001 Pantun di 11.29
Label: Pantun nasehat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar